Jumat, 21 Februari 2014

METODOLOGI PENELITIAN "CONTOH LOGIKA INDUKTIF DAN DEDUKTIF"

"CONTOH LOGIKA INDUKTIF DAN LOGIKA DEDUKTIF "

Logika atau penalaran merupakan suatu proses berfikir yang menghasilkan pengetahuan baru, yang pada hakikatnya pengetahuan tersebut dihasilkan dari penalaran yang mempunyai hukum dasar kebenaran melalui proses berfikir yang harus dilakukan dengan cara dan prosedur tertentu. Dari cara berfikir tersebut tentunya akan menghasilkan suatu kutipan kesimpulan yang ideal dan di anggap valid dengan cara yang dilakukan tersebut. Cara penarikan kesimpulan yang valid disebut logika. pada dasarnya logika dapat di artikan dalam beberapa pengkajian yang luas untuk berfikir secara valid. Dalam penalaran ilmiah, proses untuk mencapai kebenaran ilmiah dikenal dengan dua jenis cara penarikan kesimpulan yaitu Logika Induktif dan Logika Deduktif.  berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut antara penalaran induktif dan deduktif.


1.      LOGIKA INDUKTIF
Logika induktif ini sendiri dapat di devinisikan sebagai penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual yang benar adanya dengan sifat yang khusus dan telah di akui bahwa valid secara ilmiah yang akan menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat umum. Sudah dijelaskan di atas bahwa logika induktif akan menghasilkan simpula yang umum dari pernyataan yang khusus, jadi pada pemaparan logika induktif di bedakan dari beberapa bentuk penalaran, diantaranya adalah:

a.       Generalisasi:
Generalisasi merupakan proses penalaran yang berdasarkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk menghasilkan simpulan yang bersifat umum atau luas.
Contoh Generalisasi adalah:
-Mobil membutukan bahan bakar untuk bergerak.
-Kapal membutuhkan bahan bakar untuk berlayar.
-Pesawat membutuhkan bahan bakar untuk terbang.
-Jadi, semua transportasi membutuhkan bahan bakar agar bisa bergerak.

b.      Analogi:
Analogi adalah cara penalaran dengan membandingkan dua hal atau lebih yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh analogi adalah:
-Ani adalah mahasiswa prodi telekomunikasi Polines.
-Ani dapat lulus dengan nilai baik.
-Budi adalah mahasiswa prodi telemunikasi Polines.
-Maka, Budi dapat lulus dengan nilai baik.

c.       Hubungan Kausal:
Hubungan kausal merupakan jenis logika induktif yang penalaranya diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Contoh hubungan kausal adalah:
-Ban bocor ini membuat mobil tidak bisa digunakan
-Terlambat kuliah membuat aku tidak boleh mengikuti ujian minggu depan.
     
2.      LOGIKA DEDUKTIF
Logika deduktif ini sendiri merupakan penarikan kesimpulan yang di peroleh dari kasus-kasus yang sudah umum untuk menjadi sebuah kesimpulan yang ruang lingkupnya bersifat khusus atau individu. Jika penalaran deduktif adalah suatu proses berfikir yang pernyataan bersifat umum ditarik menjadi suatu rangkaian kesimpulan yang bersifat khusus dan valid. penarikan kesimpulan secara deduktif ini biasanya menggunakan pola pikir silogisme, silogisme ini disususn dari dua buah atau lebih pernyataan dan menjadi sebuah suatu kesimpulan. Pernyataan yang mendasari silogisme ini disebut dengan permis, permis tersebut di bedakan menjadi dua yaitu permis mayor dan permis minor. Sedangkan untuk mendapatkan suatu kesimpulan penalaran deduktif merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran itu didapat dari kedua permis tersebut. Namun, penarikan kesimpulan itu didapatkan secara langsung dan tidak langsung, jika penarikan langsung ditarik dari satu permis dan penarikan tidak langsung ditarik dari dua permis.

Contoh logika deduktif adalah:
-Semua mahasiswa Prodi Telekomunikasi Polines perlu nilai untuk lulus
-Ani adalah mahasiswa Prodi Telekomunikasi Polines
-Jadi, Ani perlu nilai untuk lulus dari Prodi Telekomunikasi Polines.

Jadi kesimpulan diantara logika induktif dan logika deduktif ini adalah jika ingin mendapatkan pengetahuan almiah kedua penalaran tersebut dapat di gunakan secra bersamaan untuk saling mengisi fungsi diantara logika tersebut.
Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau berfikir refleksi. Proses berfikir refleksi ini di perkenalkan oleh John Dewey (Burhan Bungis:2005;19-20).


6 komentar: